Thursday, July 26, 2007

Vander Hoven, a psychologist from Netherlands, announced his new discovery about the effect of reading the Quran and repeating the word ALLAH both on patients and on normal persons. The Dutch professor confirms his discovery with studies and three years.

Some of his patients were non-Muslims, others do not speak Arabic and were trained to pronounce the word "ALLAH" clearly; the result was great, particularly on those who suffer from dejection and tension. Al Watan, a Saudi daily reported that the psychologist was quoted to say that Muslims who can read Arabic and who read the Quran regularly could protect themse lves from psychological diseases.

The psychologist explained how each letter in the word "ALLAH" affects healing of psychological diseases. He pointed out in his research that pronouncing the first letter in the word "ALLAH" which is the letter (A), released from the respiratory system, controls breathing. He added that pronouncing the velar consonant (L) in the Arabic way, with the tongue touching slightly the upper part of the jaw producing a short pause and then repeating the same pause constantly, relaxes the aspiration. Also, pronouncing the last letter which is the letter (H) makes a contact between the lungs and the heart and in turn this contact controls the heartbeat.

What is exciting in the study is that this psychologist is a non-Muslim, but interested in Islamic sciences and searching for the secrets of the Holy Quran. Allah, The Great and Glorious, says, We will show them Our signs in the universe and in their ow n selves, until it becomes manifest to (remember me in ur Dua) ALLAHU AKBAR Allah is great

During the next 60 seconds, stop whatever you are doing, and take this opportunity. (Literally it is only 1 minute) All you have to do is the following:
You simply say "A prayer" for the person that sent you this message. Next, you send this message to everyone you know. In a while, more people will have prayed for you and you would have obtained a lot of people praying for others. Next, stop and think and appreciate Allah's power in your life, for doing what you know is pleasing to him. If you are not ashamed to do this, follow the instructions.

Allah said, "If you are ashamed of me, I will be ashamed of you." If you are not shamed, send this message...only if you believe. "Yes, I love Allah. Allah is my fountain of Life and My Savior. Allah keeps me going day and night. Without Allah, I am no one. But with Allah, I can do everything. Allah is my strength." This is a simple test. If you love Allah and you are not ashamed of all the great things that he has done for you, send this to everyone you know, May Allah help u to succeed...Ameen

MASHA ALLAH....MY DEAR MUSLIM BROTHERS AND SISTERS SEND THE MESSAGE THROUGHOUT UMMAH…....AND ALLLAH WILL DEFINITELY REWARD YOU.

Thursday, July 19, 2007

Assalam Alaykum...

Sudah sekian lama masyarakat di Malaysia tahu bahawasanya agama Islam adalah agama rasmi negara ini. Sudah terpahat di jiwa setiap individu melayu ini bahawa mereka juga adalah seorang muslim. Juga terpatri di sanubari bangsa melayu ini bahawa mereka juga adalah satu bangsa yang berstatus 'TUAN' di bumi Malaysia ini. Dari mata kepala kita sendiri boleh dilihat betapa taksubnya bangsa melayu ini pada KEBANGSAAN, ADAT dan BUDAYA. Bagi saya hanya satu kepentingan peribadi yang telah menular sejak dari lahirnya pemimpin2 hipokrit yang membawa panji ISLAM palsu bersandarkan pada dogma2 sesat dan budaya pentingkan diri sendiri. Pernah kita dengar kata pujangga ini "biar mati anak tapi jangan mati adat". Apakah yang boleh dihuraikan daripada pepatah itu tadi?

Maafkan saya sekiranya kalau ada mengguris hati para2 pejuang bangsa merdeka dalam group ini. Saya rasa sudah tiba masanya untuk kita berbincang tentang bagaimana Islam dalam masyarakat ini telah dikelirukan dengan ambilan budaya yang tidak relevan dengan Islam dan tidak rasional dari segi tindakannya.

Umat melayu memang terkenal dengan pantang larang,adat istiadat,perbezaan hirarki keluarga dalam masyarakat dan amalan2 yang bid'ah tetapi dianggap amalan ibadah. Tidak salah saya katakan bahawa segelintir masyarakat Islam di negara ini hanya ikut-ikutan. Mereka malas mencari ilmu,malas nak fikir banyak2 nanti gila,sesat katanya dan macam2 lagilah alasan untuk menafikan sikap malas yang menjadi kudis dalam jiwa mereka.

Kembali kita dalam konteks Islam rojak ini tadi. Sesetengah generasi terdahulu mahu pun generasi mak bapak kita masih lagi terkongkong dengan ilmu dan kefahaman ISLAM yang tidak cukup untuk membuka minda mereka tentang apakah itu ISLAM SEBENAR. Jadi mereka menjadikan amalan budaya dan adat resam sebagai 'associate core' kepada ajaran ISLAM itu tadi.

Sebagai contoh; Memang dalam ISLAM kedudukan orang tua adalah tinggi lebih2 lagi seorang ibu. Terdapat antara mereka yang tidak menghayati ISLAM dengan baik menggunakan label 'anak derhaka', 'masuk neraka','tuhan tak terima' dan sebagainya terhadap anak yang tidak mahu mengikut kehendak mereka. Mereka kata ianya adalah ketetapan tuhan walau pun keadaan sebenarnya mereka telah menzalimi anak mereka sendiri.

Ini hanya 1 daripada beratus contoh lain yang boleh kita fikirkan sendiri dan ketengahkan. Bagaimanakah keadaan dengan mengambil sedikit isi agama dan buang isi yang tidak berkenan pada diri kita?Bagaimanakah keadaan bila jelas terang wahyu Allah dalam Al-Quran dan Hadith/amalan Rasulullah tetapi berat hendak diikuti lalu mencari fatwa2 palsu atau ulama2 sesat yang membolehkan perkara yang dilarang itu tadi?

Jadi kita jangan hairan mengapa semakin ramai belia remaja melayu yang mahu keluar dari ISLAM. Saya mengetengahkan isu ini kerana ia benar2 berlaku. Sebahagian daripadanya mungkin dialami oleh saudara2 mahu pun saya sendiri.Saya sangat sedih dengan keadaan ini.

Bagaimanakah kita hendak menghadapi masalah ini?..Amat sukar untuk 'educate' balik masyarakat2 sebegini lebih2 lagi yang telah lama berpegang padanya.

Pasti satu hari kita pula yang dikatakan sesat dan sebagainya.

Maafkan saya namun harus saya sampaikan apa yang terbuku di jiwa ini.

Jazakallah Khairan

Wednesday, July 18, 2007

Have Peace on mind...

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnyabelakangan ini selalu tampak murung."Kenapa kau selalu murung, nak?

Bukankah banyak hal yang indah didunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sangmurid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat.

Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta."Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum airasin."Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru."Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringiskeasinan."Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka.

"Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya.

Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya."Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambilmencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?""Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya.

Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya."Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?" "Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya,membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih.Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu.

Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yangbebas dari penderitaan dan masalah."Si murid terdiam, mendengarkan."Tapi Nak, rasa ..asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak,supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."
Arrogance is potent

What I see is unreal

I've written my own part

Eat of the apple, so young

Im crawling back to start

I got my pains but unspoken

I got my heart but my heart is no good

I believed the promises, the promises and lies

Illuminate me,i'm sanctified

Im crawling back to seek the light